Tag: business

Teknik Targeting Market

Sering kita sudah menentukan bisnis kita memilih suatu target pasar tertentu, misal seperti contoh diatas tadi. Tapi kok belum berhasil ya? ternyata kita membuat target pasar dengan cara yang salah! Teknik targeting market itu paling sederhana ada 2, yaitu berdasarkan demographics dan psychographics. Nah lo… apa bedanya?

Demografik biasanya lebih ke arah data-data seperti :
•    Jumlahnya berapa,
•    Jenis kelaminnya,
•    Distribusi lokasi kantor / rumah,
•    dan Umur

Tapi kalau psikografik kita mencari data terkait :
•    Majalah yang dibaca apa,
•    Kalau ke internet lihat apa,
•    Suka makan apa, Hobinya apa,
•    Olahraga apa,
•    dll

Ini contoh perbandingannya :
Image

Nah makin jelas kan bedanya. Cara marketing lama hanya fokus pada demografik, dan smart marketer akan menggunakan data psikografik untuk menentukan target market. Selanjutnya apa? Cari produk-produk apa yang dibutuhkan oleh target market tersebut.

Misal dari gambaran diatas : Dia seorang ibu, sudah punya anak bayi, pengeluaran biaya belanja sudah diketahui. Di sini bisa dicara lebih detail kecenderungan lebih suka belanja di minimarket atau hypermart. Tinggal jauh dari orang tua, sehingga biasanya lebih mandiri mengasuh anak, dan memilih hal-hal yang praktis misalnya. Bahkan kita juga perlu mencari misal saat ini dia apa sudah biasa menggunakan internet, social media apa saja yang digunakan, lalu dia cenderung mainstream -> pembuat trend, suka tampil beda, atau lebih cenderung sebagai follower trend ?

Setelah mementukan target market tersebut, mulailah menentukan produk apa yang cocok untuk pasar tersebut. Misal makanan bayi, suplemen, fashion bayi, mainan anak, dan sebagainya. Segmen akan menentukan desain, model, bahkan logo perusahaan, dan kemasan.

Misal kita mau masuk ke segmen yang murah, tapi kita desain dengan model mahal, bisa jadi malah orang tidak percaya atau takut beli. Bayangkan aja contohnya ada yang jualan cabe di mall plasa indonesia, orang pasti sudah berpikir harganya mahal.

semoga tulisan sederhana ini bermanfaat.

Kisah Sukses LINE

 

ImageSekarang ini kayaknya tidak ada hari tanpa chatting ataupun sekedear “kepo” in timeline orang. Beragam-ragam messenger pun ramai-ramai menyerbu kita untuk saling memperlihatkan keunggulan nya masing-masing, ada yang menawarkan stiker gratis, emoji lucu, main game gratis, sampai iming-iming hadiah mobil kalau kita download dan menginvite teman-teman kita. Perang promo feature baik di media online (iklan di facebook, iklan di twitter, iklan di website, iklan di google, sampai di mobile phone), atau pun media offline/maintsream (tvc), juga sudah tidak bisa dihindari. Saya saja dalam sehari mungkin saja bisa jadi lebih dari 15 kali melihat iklan LINE, baik itu melalui on line maupun offline.

Sebenarnya kebutuhan kita untuk selalu terhubung dengan teman-teman kita sudah ada sejak dulu, hanya saja medium dan carakita berinteraksi berubah, kalau dulu kita hanya bisa bertukar kabar dan informasi hanya dari surat, kalau sekarang bisa lewat e mail, socia media, bahkan messenger yang dalam hitungan detik. Kalau dulu kita hanya bisa berkirim surat yang berisi info tulisan dan foto fisik, sekarang kita bisa mengirimkan kartu virtual lengkap dengan foto dalam hitungan detik langsung ke orang yang kita tuju. Bahkan bisa dikatakan sekarang kita bisa bertemu dan bicara face to face disaat yang sama.

Untuk itu kebutuhan messenger yang utama: berkirim text dan gambar pun sudah melebar menjadi lebih banyak, misal: adanya kebutuhan group chat, main game bareng, dll. Saya sendiri sebenarnya telah menjadi pengguna LINE sebelum LINE gencar beriklan di media-media tersebut, alasan nya simpel, karena memiliki stiker yang cute. Info tentang messenger ini juga saya dapatkan dari kawan saya yang kebetulan juga telah menggunakan LINE, dan ternyata alasan dia menggunakan messenger inipun juga sama, karena memiliki karakter stiker yang cute.  Hahahaha…. ternyata masih terdapat jiwa Abegeh dalam diri kita. Salah seorang teman saya malah membeli banyak sekali stiker-stiker berbayar LINE hanya karena dia suka dengan karakter-karakter yang ada di sticker shop nya.

Dari fenomena diatas, saya coba mencermati apa saja strategi yang digunakan oleh LINE untuk menggarap market di Indonesia:

 

Image
 1. Cute Character
Line KarakterTidak bisa dipungkiri kalau karakter cute masih banyak disukai oleh mayoritas kita, karakter utama yang diluncurkan LINE memang memiliki beragam tema, tapi saya amati ada 5 buah karakter yang secara konsisten di promote oleh LINE: Moon (karakter dengan kepala bulat), James (karakter manusia dengan wajah ekspresif cenderung “lebay” nya), Brown (beruang coklat) , Cony (kelinci perempuan yang agak centil, digambarkan berpasangan dengan Brown) & Sally (bebek mungil).

Dan karakter-karakter ini bukan hanya di promote tapi juga dimunculkan dalam setiap games yang dibuat oleh LINE, dan dibuat juga berbagai tema kegiatan nya dan dijual dalam bentuk sticker. Dalam kasus brand lain bisa dikatakan kelima icon ini seperti RonaldMcDonald nya McD, Albi nya Alfamart, ataupun Colonel Sanders nya KFC, semuanya begitu kuat melekat pada brand nya.

2. Program cerdik member get member
Line Campaign in IndonesiaProgram ini sudah sangat familiar sekali di telinga kita, dan biasanya dilakukan oleh kartu kredit, tempat olah raga, ataupun tempat spa. Tapi penerapan ini juga dilakukan oleh LINE dibungkus dengan medium yang sangat tepat, yaitu melalui game.

Semua game di LINE (Jika kita pernah mendownload game-game nya LINE, seperti: LINE Pop, LINE Bubble, Ice Qpick, LINE Hidden Catch, Line Play, LINE Jelly, dan yang terbaru I Love Coffee), selalu memiliki “nyawa” (token yang memungkinkan kita untuk terus memiliki waktu untuk bermain game), yang disebut heart. Uniknya heart ini bisa diisi dengan 2 cara: membeli token (dengan kartu kedit) atau dengan menginvite teman kita yang belum bermain LINE atau yang belum memiliki aplikasi line di hp nya.

3. Emotional Feature
Line Sticker ShopPunya messenger yang bisa dipakai untuk berkirim pesan? Itu adalah fitur yang sudah menjadi standar dan harus dimiliki sama messenger, ya iyalah namanya juga messenger, masak ga bisa ngirim pesan text, bahkan YM aja bisa kirim file dan punya emoticon. Tapi kemuculan whatsapp, WeChat, Kakao, dan Cubie Messenger, mau tidak mau membuat LINE harus memutar otak lebih keras, maka pendekatan yang dilakukan lebih banyak menggunakan pendekatan yang cukup emosional.

Misalnya dengan meluncurkan fitur Line camera (yang memungkinkan kita mengedit foto dan menambahkan banyak stiker dan icon-icon lain di foto kita), atau LINE Card (bikin kartu ucapan singkat dengan karakter LINE), bisa memberikan stiker yang sudah dibeli untuk teman kita, dan yang terbaru LINE meluncurkan tema (theme) dengan icon Cony yang sangat lucu dan sangat cocok untuk perempuan. Semua pendekatan ini tentu nya dibuat se mata-mata agar pengguna dari LINE tidak berpindah ke lain hati, semua fitur yang diberikan ternyata mampu untuk pengguna (terutama yang berjenis kelamin perempuan) untuk tidak jadi ppindah ke aplikasi messenger lain, karena kelucuan dari fitur-fiturya.

4. Local Content – Sticker agnes monica
Sama seperti yang dilakukan oleh Kakao Talk, Local content juga bisa jadi sebuah senjata untuk mendongrak popularitas, minimal bisa menggarapa fans dari artis yang sedang disukai oleh target market kita, setelah keluar dengan stiker dengan tema artis-artis Korea (PSY, Ayumi Hamasaki dan Kara), pihak LINE Indonesia sebentar lagi berencana akan me launch stiker dengan tema artis Indonesia: Agnes Monica. Pemilihan Agnes Monica juga tepat, karena mengingat fan base yang dimilikinya cukup besar, baik di offline, maupun di on line, selain itu Agnes Monica saat ini juga adalah endorser dalam tvc LINE, jadi mungkin cukup integrated dengan program yang sedang dijalankan oleh LINE.

5. Promotion Tactic – Limited offer
Sesuatu yang gratis memang selalu menarik apapun bentuk nya, tapi sesuai dengan model Creative Sales yang kami kembangkan, sesuatu yang gratis itu sebaiknya diberikan batas waktu (limited offer) agar target market merasa ter trigger untuk melakukan action saat ini juga. LINE meluncurkan beberapa promo limited offer ber tema halo Indonesia, yaitu bagi-bagi stiker PSY, Brown Special edition dan Cony Special Edition yang bida di download gratis hanya dalam periode waktu tertentu saja. Hal ini membuat para pecinta stiker  gratis nya berlomba-lomba untuk mendownload dan memberikan informasi ke sesama pengguna LINE. Bahkan salah satu kawan saya memberikan nya dalam bentuk gift kepada teman-temannya

6. Product tactic – serial
Pernah tau iklan TVC versi Close Up? (doh… jadul bener ya? Hehehehe….) atau yang engga terlalu jadul adalah edisi Geng Ijo Djarum Coklat, yup, pendekatan promosi serial atau bertema juga digunakan untuk mereminder target market, LINE pun memberikan serial khusus dalam stiker-stikernya, seperti serial WWF – orang utan, cerdiknya lagi, edisi pertama diberikan secara gratis, tapi serial keduanya di bandrol harga

7. Gimmick still favorite
Beberapa hari yang lalu teman saya heboh dibicarakan oleh teman sekantornya karena memajang display picture dengan menggendong boneka Cony. Ternyata usut punya usut dia mendapatkan boneka itu dari hasil menang kuis yang diadakan oleh LINE Indonesia, penedekatan bagi-bagi merchandise memang masih tetap ampuh, baik itu di eksekusi via on line ataupun off line. Masih ingat dong cerita tentang ibu-ibu yang hanya karena ada hadiah piring bisa aja beralih membeli detergen brand sebelah? Hahahahha…

 

Image

(* dikutip dari startupbisnis.com

Branding: Proses Komunikasi di Benak Konsumen

 

Semakin semaraknya iklan-iklan produk yang ditampilkan oleh media massa seperti televisi, majalah, koran dan sebagainya memberikan dampak kebingungan diantara para pengguna. Semua iklan produk menyatakan dirinya adalah produk unggulan, produk yang layak dipakai dan bahkan dibeberapa media bahkan menggunakan massa yang cukup besar untuk menunjukkan bahwa produk yang ditampilkan adalah produk yang telah digunakan oleh jutaan orang di negara tersebut bahkan di dunia . Semua produk ingin dikenal oleh masyarakat audiens. Menggunakan berbagai cara mulai dari budaya hingga gaya hidup masyarakat, agar produk tersebut melekat dan tersimpan kuat di dalam benak masyarakat. Apapun yang dilakukan oleh produsen untuk memperkenalkan produknya lewat iklan-iklan tersebut merupakan sebuah tindakan branding. Kemudian apa itu brand? dan bagaimana membangun sebuah brand?

Image

Sebelum masuk pada definisi brand, perlu diketahui dulu disini mengenai cara produsen mengkomunikasikan produknya kepada masyarakat luas. Ada dua hal penting yang secara umum dilakukan produsen dalam mengkomunikasikan produknya yaitu above-line communications dan below-line communications. Above-line communications (Swystun, 2007: 4) dipahami sebagai :

    “This term refers to marketing communications involving the purchase of traditional media such as television, radio, print, and outdoors; media in which results can be measured. As marketing and communications options have expanded, and advertising agency compensation has moved from commission-based to fee-based, this term has become increasingly dated and now reflects what traditional advertising agencies included in their base commission rate rather than what impact the media would have had on customers”.

(Bentuk ini mengacu pada komunikasi pemasaran yang menyertakan belanja media tradisional seperti televisi, radio, cetak dan outdoor; media tersebut hasil-hasilnya dapat diukur. Sebagai bentuk pemasaran dan komunikasi yang telah berkembang, dan membuat agen periklanan berubah bentuk dari komisi menjadi berbayar, dimana bentuk ini telah meningkat belakangan dan saat ini memberikan gambaran apa yang agen periklanan tradisional masukkan biaya komisi melebihi dari pengaruh media yang akan terjadi pada konsumen).

Sedangkan below-line communications (Swystun, 2007: 12) dikatakan sebagai :

    “This is a term used for communications that don’t involve the purchase of media. With communications becoming more integrated, this and above-the-line communications are becoming less and less accurate descriptors. Below-the-line activities may include publicity, direct marketing, promotions, and media relations”.

(Ini adalah bentuk untuk komunikasi yang tidak memasukkan belanja media. Komunikasi menjadi lebih terpadu, kedua bentuk komunikasi ini menjadi lebih sedikit akurat descriptors. Aktifitas Below-the-line meliputi publikasi, pemasaran langsung, promosi dan hubungan-hubungan dengan berbagai media)

Kedua bentuk komunikasi yang dilakukan produsen diatas pada intinya adalah usaha-usaha untuk mendekatkan produk kepada konsumen. Usaha pendekatan inilah yang disebut dengan brand. Brand bisa diartikan sebagai penjumlahan total dari keseluruhan pengalaman pengguna terhadap sebuah produk ataupun layanan tertentu, membangun reputasi dan harapan kedepan yang menguntungkan (Miletsky dan Smith, 2009: 2).  Tentunya hal ini terkait dengan kepercayaan yang diberikan oleh brand tersebut kepada penggunanya. Elemen-elemen yang menentukan tingkat kepercayaan konsumen terhadap sebuah brand adalah sebagai berikut :

•    Janji yang diberikan sesuai dengan kenyataan walaupun hal ini tidak dinyatakan dengan jelas, tetapi menjadi salah satu faktor utama kesuksesan sebuah brand.
•    Memberikan kepribadian tersendiri terhadap pengguna brand. Pengguna mobil BMW akan merasakan lebih elegan dan ekslusif ketimbang pengguna mobil Innova misalnya.
•    USP (Unique Selling Proposition). Munculnya sebuah brand sebagai dasar untuk membedakan perusahaan, produk atau layanannya dengan perusahaan, produk atau layanan lainnya (Miletsky dan Smith, 2009: 3).

Selain itu dikatakan bahwa brand bisa lebih dari batasan logo ataupun nama (Davis, 2009: 12). Sebuah brand mampu mewakili secara utuh kepribadian perusahaan dan sebagai penghubung antara perusahaan dan pemirsanya. Hubungan yang dilakukan brand terhadap pemirsanya bisa melalui visual dan pendengaran, pengalaman terhadap sebuah brand, persepsi atau perasaan secara umum tentang perusahaan pembuat brand tersebut. Menurut Hammond (2008;8) Selain itu brand mampu mewakili lebih dari sebuah fakta, hubungan rasional terhadap sebuah produk maupun layanan. Brand hadir diantara batas alasan yang masuk akal hingga sampai kepada emosi. Emosi adalah sekumpulan struktur psikologis atau kerangka acuan yang dibentuk dan diwujudkan dalam pikiran dan dipicu oleh pengalaman tertentu (Hammond, 2008: 31). Menurut para ahli, emosi berbeda dengan perasaan. Emosi dianggap sebagai pembangkit perasaan. Salah satu kunci untuk membangun sebuah brand adalah mengindentifikasi dan memengaruhi pemicu emosi dalam proses pembelian dengan membangun perasaan positif tentang sebuah produk atau layanan.  

                  Untuk bisa membangun perasaan yang positif, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian oleh produsen yaitu tentang cara otak bekerja. Otak dalam mengolah sebuah informasi yang diberikan, menggunakan dua hal yaitu rasional dan emosional.

Image
Menurut teori lama, dikatakan bahwa otak manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu otak kanan dan otak kiri. Otak kanan bekerja lebih berdasarkan kepada intuisi, perasaan, emosi dan akal pikiran. Sedangkan otak kiri bekerja lebih pada pengolahan bahasa, fakta dan angka yang merupakan sisi logika manusia. Para ahli yakin bahwa pengolahan informasi oleh kedua otak tersebut dilakukan secara terus menerus yang merupakan bentuk mekanisme total dari keseluruhan aktifitas manusia dimana keduanya bisa saling melakukan crossover atau berbagi informasi.

Selain itu ada beberapa hal penting yang terkait dengan pembedaan prinsip kerja antara rasional dan emosional.

    Rasional bekerja lebih lambat dari bagian emosional sehingga tindakan ditentukan oleh emosi. Bukan berarti bahwa rasional dan emosi bekerja sendiri-sendiri, tetapi keduanya saling terhubung, saling mendukung dan tidak pernah mendahului.
1.    Sistem emosional jauh lebih kuat dibandingkan dengan sistem rasional. Segala kesadaran pemikiran-logika dan rasional-akan selalu mengarah kepada emosional. Bahkan pemikiran irasional sekalipun tetap akan mengarah kepada emosional.
2.    Beberapa bagian sistem emosional bekerja dibawah kesadaran yang disengaja, digerakkan oleh ingatan hubungan dan pengalaman masa lalu. Proses yang muncul sangat kuat, terkadang begitu kuatnya sehingga menjadi pemicu tindakan yang dilakukan dan tidak mempunyai kendali.
3.    Sistem memori pada respon otak lebih mengacu pada pengalaman masa lalu yang lebih spesifik dan lengkap lebih daripada hal yang tidak jelas dan terbagi-bagi. Lebih kuatnya memori emosional, menjadikan lebih besarnya dasar pembenaran dan alasan yang akan digunakan oleh pemikiran rasional untuk mendukung hasil yang terjadi.

Sehingga dengan melihat cara kerja rasional dan emosional maka brand akan sangat berfungsi apabila:

1.    Tidak sepenuhnya menghilangkan keistimewaan produk, pilihan pelayanan, dan bahkan harga yang ditawarkan.
2.    Membangun hubungan emosi yang kuat dengan konsumen sehingga konsumen akan membeli sebuah produk berdasarkan pada emosi dan dasar pembenaran sebagai alasan.
3.    Lebih sering memfokuskan perhatian pada hal-hal yang bersifat positif sebanyak mungkin pada emosi konsumen.
4.    Membangun pengalaman dengan konsumen dan menjadikannya ingatan yang tersimpan lama dalam benak konsumen.
5.    Pengalaman konsumen harus dibangun melebihi dari harapan yang telah ditentukan dan menimbulkan ingatan yang kuat dalam benak konsumen.

 

 

Founder Startup Dengan Special Skill: Tidak Tidur dan Tidak Mandi Berhari-hari

ImageArtikel ini dibuat bukan untuk menyarankan Anda untuk tidak tidur dan tidak mandi selama beberapa hari, tetapi hanya sebagai informasi saja, bahwa “ada loh founder startup yang punya special skill seperti ini”.

“Don’t try this at home”

karena beberapa waktu lalu dirilis sebuah artikel  tentang karyawan ecommerce di China yang meninggal karena overworked disebabkan tingginya growth ecommerce di sana.

Berikut ini adalah sebuah potongan cerita tentang Max Levchin, co founder dan mantan CTO Paypal yang saya ambil dari buku Sarah Lacy, “Once you’re lucky, twice you’re good”.

Di masa awal pendirian Paypal, mereka banyak berhadapan dengan fraud, penjahat online dari Rusia juga sempat mencuri nomor kredit card dari Paypal dan melakukan pencucian uang. Di pertengahan tahun 2000, Max Levchin dan beberapa engineer Paypal bekerja siang dan malam untuk bisa satu langkah di depan para penjahat ini untuk menjaga kepercayaan customer terhadap kredibilitas Paypal yang sudah dibangun susah payah. Fraud ini sudah menyingkirkan kompetitor Paypal dari persaingan seperti Bank One’s eMoney Mail, Payme, Payplace. Tetapi Max dan tim engineer sebanyak 75 orang melawan dengan sangat keras. “Kami yang mengalahkan fraud atau fraud akan mengalahkan kami” katanya saat melihat para penjahat fraud menyingkirkan kompetitornya dari market.

Pada saat itu Max bekerja tanpa tidur dan seringkali tidak mandi selama beberapa hari. Ketika ia sudah merasanya badannya cukup bau, dia akan mandi di kantor Paypal kemudian menggunakan jeans yang sama dan t-shirt Paypal yang baru kemudian balik coding lagi. Load pekerjaan dari Max bisa dihitung dari keranjang yang berisi t-shirt yang sudah dipakainya tetapi belum dicuci.

Salah satu hasilnya adalah Gausebeck-Levchin test yang sekarang dikenal dengan nama captcha. Kalau kami akan membeli sesuatu di internet pasti kamu harus mengisi sebuah angka random di dalam sebuah textbox. Captcha ini ditemukan oleh Max Levchin.

Image
 
    So instead of just getting themock-up done and getting reasonable rest, my two coders and I coded nonstopfor 5 days. I think some people slept; I know I didn’t sleep at all. It was just thisinsane marathon where we were like, “We have to get this thing working.

                                                                                    – Max Levchin, Founder’s at work p.19

 
Image

Polyphasic Sleep
Di buku founder’s at work, Max Levchin mengatakan bahwa di masa awal Paypal ia coding 5 hari tanpa tidur.

Di sebuah page Reddit banyak yang mendebat “Mana ada orang bisa tidak tidur 5 hari ? It’s total BS”.

Seseorang membuat hipotesa bahwa Max Levchin adalah seorang robot.

Seseorang di Hackernews merasa bahwa orang-orang hiperproduktif seperti Max dan Peter Thiel beranggapan bahwa “sleep is for the weak; anyone who sleeps 8-10 hours a night must have a serious lack of will”.

Max Levchin di masa-masa ia mengerjakan Paypal, mengikuti pola tidur Polyphasic, di mana ia tidur banyak kali tetapi dengan jumlah jam yang tidak banyak, dengan tujuan supaya bisa bekerja lebih lama.

Kebanyakan dari kita memiliki pola Monophasic seperti di bawah ini. Tetapi beberapa orang mencoba menerapkan pola selain Monophasic, di mana 4 pola lainnya disebut dengan Polyphasic.

Berikut ini adalah gambaran tentang Polyphasic sleep dari Wikipedia.
Image

Have a nice day.

 

(* dikutip dari berbagai sumber

5 Saran Terburuk untuk Pemilik Usaha Kecil

Ketika Anda memulai bisnis, Anda mungkin tidak kekurangan orang-orang yang bersemangat untuk memberikan nasihat. Tampaknya setiap orang, bahkan seseorang yang baru Anda kenal, memiliki pendapat tentang bagaimana Anda harus mengembangkan produk Anda, menjalankan pemasaran Anda, menangani keuangan Anda dan banyak lagi.

Namun, 5 nasihat di bawah  ini harus Anda hindari karena biasanya akan menjadikan bisnis Anda tidak berjalan lancar :

Image
1 .  Rekrut orang yang Anda kenal
Mungkin banyak  orang yang memberitahu Anda untuk selalu membuat sebuah tim dengan ” orang yang dikenal ” – contohnya teman, rekan kerja atau mantan karyawan yang Anda kenal dan percaya . Itu tidak sepenuhnya salah, tetapi keputusan terbaik adalah dengan mempekerjakan orang berdasarkan posisi tertentu di saat tertentu. Dengan kata lain, Anda harus menghire orang yang fokus pada keahlian dan keterampilan khusus, daripada mencoba untuk memaksakan orang-orang yang Anda kenal untuk masuk ke dalam posisi yang kurang mereka kuasai.

2 . Tidak ada ruang untuk Anda di pasar
Mungkin banyak orang mengatakan kepada Anda untuk mencoba menemukan ruang baru di pasar karena tidak cukup ruang bagi para pemain baru.

Namun, tahukah Anda kunci keberhasilan bisnis tidak selalu bergantung pada penemuan ruang baru, melainkan bagaimana Anda mendefinisikan perusahaan Anda dan tempatnya di market. Starbucks bukanlah perusahaan pertama yang menjual kopi, tetapi mereka merevolusi kedai kopi dengan mengawinkan experience dan kafein. Namun, banyak kedai kopi bisa membuka kedainya dan berkembang, meskipun ada Starbucks di sudut jalan.

Daripada berjuang dengan ide baru , lihatlah target industri Anda dan cobalah untuk melihat di mana ada kekosongan untuk diisi dengan cara Anda.

3 . Anda harus lebih murah daripada orang lain
Banyak perusahaan yang terkena perangkap harga. Anda mungkin berpikir satu-satunya cara agar bisa bersaing dengan “orang besar ” adalah dengan melawan mereka dari segi harga. Kemudian Anda menjatuhkan harga produk Anda. Tentu bisa saja bisnis Anda tumbuh, pelanggan senang, lebih banyak pelanggan datang, tetapi ngos-ngosan karena margin tips.

Banyak perusahaan muda merasakan tekanan memberikan diskon harga besar-besaran untuk memenangkan bisnis. Akuisisi pelanggan memang penting dan Anda bisa menarik pelanggan dengan tingkat harga yang rendah. Namun, Anda harus belajar untuk bisa melayani dan memberikan nilai lebih kepada pelanggan, dan bukan berarti Anda harus memotong harga Anda. Jika kompetitor Anda menurunkan harga, Anda harus menemukan cara baru untuk berbeda dengan yang lain, dan kemudian bekerja sekeras yang Anda bisa untuk menjadi luar biasa dan berbeda.

4. Media sosial itu gratis
Untuk memulai usaha kecil saat ini jauh lebih mudah daripada satu dekade yang lalu, karena semua pemasaran bisa dilakukan gratis di Facebook, Twitter dan Yelp . Tentu saja, Anda tidak perlu membayar uang untuk bergabung di Facebook , membuat akun Twitter atau memulai sebuah blog. Namun, untuk membuatnya hidup itu tidak gratis. Mungkin bisa dianalogikan seperti memungut anak anjing. Memang gratis untuk memungutnya, tetapi Anda harus memberi makan, kasih sayang, perawatan dll.

Demikian juga media sosial. Anda butuh darah, keringat dan air mata untuk bisa sukses di sana. Dari membuat konten segar untuk menjaga conversation, media sosial membutuhkan komitmen nonstop setelah Anda mulai .

5 .  Anda harus menghabiskan uang untuk menghasilkan uang
Hal klise ini pasti pernah terjadi pada setiap orang yang memulai bisnis. Tidak sepenuhnya salah,  tetapi Anda harus mempelajari perbedaan antara uang belanja dan berinvestasi dalam bisnis. Tentu saja, dengan uang bisnis akan cepat maju, tapi hanya jika Anda menghabiskan uang pada hal-hal yang menghasilkan bukan dengan membuang-buangnya untuk hal yang tidak penting.

sumber: startupbisnis.com